Senin, 05 Mei 2014

Telaah Kurikukulum Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi



TELAAH KURIKULUM


KOMPETENSI DASAR :
 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas Ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosisitem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1 Menunjukan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingin tahu; objektif ; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif; dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
4.9 Merancang, melakukan dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi   oksidasi-reduksi.
MATERI       : Reaksi Oksidasi-Reduksi
PRODUK      :
1. Pengertian reaksi reduksi
2. Pengertian reaksi oksidasi
3. Bilangan oksidasi
4. potensial reaksi redoks
5. penyetaraan reaksi redoks dengan metode biloks
6. penyetaraan reaksi redoks dengan metode serah terima (setengah  reaksi)
7. Reaksi disporposiansi
PROSES           :
1.            Mendeskripsikan pengertian reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
2.          Mengidentifikasi konsep reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan penggabungan dan penglepasan oksigen
3.            Mendeskripsikan pengertian bilangan oksidasi
4.            Menjelaskan aturan bilangan oksidasi
5.             Mendeskripsikan mengenai oksidator dan reduktor
6.            Menentukan unsur yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor
7.            Menjelaskan mengenai potensial redoks
8.            Menalar konsep reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan serah terima elektron(setengah reaksi)
9.            Menalar konsep reaksi reduksi-oksidasi berdasarkan pertambahan dan penurunan bilangan oksidasi(metode biloks)
10.         Mendeskripsikan reaksi disporpionasi
11.         Mengerjakan LKS untuk menyelesaikan soal penyetaraan reaksi menggunakan metode biloks, metode setengah reaksi dan reaksi disporpionasi
12.        Mengamati secara teliti percobaan reaksi redoks
13.        Mempresentasikan hasil pengamatan berdasarkan percobaan
14.        Menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan hasil percobaan

INDIKATOR
1.1.1        Mengagungkan kebesaran Tuhan YME
1.1.2        Mengamati Reaksi Redoks sebagai hasil penciptaan Tuhan Yanga Maha Esa

2.1.1    Memiliki rasa ingin tahu mengenai reaksi redoks
2.1.2    Teliti dalam mengolah dan menganalisis data (melakukan percobaan Uji Reaksi Redoks pada beberapa logam dalam larutan)

3.9.1    Mengidentifikasi reaksi redoks
3.9.2    Menganalisis reaksi redoks pada suatu senyawa
3.9.3    Menjelaskan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
3.9.4                    Mendeskripsikan potensial redoks dan reaksi disporpionasi

4.9.1        Mengamati secara teliti percobaan uji reaksi redoks pada beberapa logam dalam larutan
4.9.2        Mempresentasikan hasil pengamatan berdasarkan percobaan
4.9.3        Menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan hasil percobaan














SKENARIO PEMBELAJARAN
Guru    :”Assalamua’alaikum wr.wb”
Murid  :”waalaikumsalam wr.wb”
Guru    :”selamat pagi anak-anak”
Siswa   : “selamat pagi buuu”
Guru : “apakah hari ini hadir semua?”
Siswa   : “iya bu, hadir semua”. Baiklah pada pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai reaksi redoks. Coba perhatikan apa yang ibu pegang? (Guru menunjukkan sebuah paku yang berkarat)”
(Semua siswa diam, hanya memperhatikan paku berkarat yang dibawa oleh Guru)

Kegiatan Pembelajaran
Guru    : “Apakah kalian tahu?, bahwa peristiwa perkaratan besi adalah salah satu contoh peristiwa redoks. Peristiwa perkaratan besi adalah peristiwa reaksi antara logam besi dengan udara. Ada yang bisa menuliskan persamaan reaksinya?
(Semua siswa hanya diam)
Guru    : “Baiklah kalau begitu, kalau tidak ada yang tahu coba perhatikan reaksi yang ibu tuliskan mengenai perkaratan besi!
4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
Siswa   : “Ooo… Jadi yang terjadi pada besi ketika berkarat adalah besi bereaksi dengan oksigen ya, Bu?”
Guru    : “Ya, tepat sekali. Namun, prosesnya tidak sesederhana itu. Nanti kalian akan tahu bagaimana prosesnya setelah mempelajari bab ini. Dirumah kalian ada yang masih menggunakan kayu bakar untuk memasak?”
Siswa   : “Masih, Bu
Guru    : “Apakah kalian pernah membandingkan asap yang dihasilkan ketika memasak dengan menggunakan kayu bakar dan dengan menggunakan kompor gas?”
Siswa   : “Ya, Bu
Guru    : “Bagaimana perbandingan asap yang dihasilkan?”
Siswa   : “Berbeda jauh, Bu. Berbeda dengan memasak menggunakan kayu bakar, ketika memasak menggunakan kompor gas, asapnya sulit diamati (tidak kelihatan ada asap)”
Guru    :”Nah ada yang tahu apa alsannya mengapa kompor tidak terlihat asapnya???”
Siswa   :”saya Bu,Memasak menggunakan kompor gas tidak kelihatan ada asap, namun sebenarnya menghasilkan asap yang sedikit. Hal ini merupakan pembakaran sempurna yang menghasilkan gas CO2. Reaksinya adalah C(s) + O2 (g) → CO2(g).
Guru    :”bagaimana memasak dengan kayu bakar, ada yang tahu???”
Siswa   :”Rendi Bu ingin menjelaskan, jika memasak menggunakan kayu bakar menghasilkan asap yang banyak. Hal ini merupakan pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan karbon monoksida. Reaksinya adalah 2C(s) + O2 (g) → 2CO(g)
Guru    :” ya benar sekali apa yang sudah dijelaskan oleh teman-teman kalian.Penangkapan oksigen oleh karbon pada reaksi di atas menjadi gas CO adalah salah satu contoh peristiwa oksidasi dan sebaliknya reaksi 2CO(g) → 2C(s) + O2(g) adalah salah satu contoh reaksi reduksi. Nah, berikut ada lagi contoh  reaksi oksidasi yaitu reaksi antara logam Na dengan oksigen:
4Na(s) + O2(g) → 2Na2O(s)
Na(s) + O2(g) → NaO2(s)
Na(s) + O2(g) → Na2O2(s)
Berdasarkan contoh-contoh reaksi yang sudah ibu berikan, apa yang dapat kalian simpulkan mengenai reaksi reduksi dan reaksi oksidasi?”
Siswa   :” Reaksi oksidasi adalah reaksi penangkapan oksigen sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen”
Guru    :”ya benar sekali nak jawabanmu. Sekarang mari kita lihat reaksi berikut
                    Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(g)
Mg(s) + S(s) MgS(s)
Apakah ada yang berbeda dari reaksi sebelumnya?”
            Siswa   :”iya Bu. Pada reaksi diatas tidak ada oksigennya”.
Guru    :”Nah berarti harus ada perluasan konsep dari reaksi oksidasi dan reduksi. Sekarang perhatikan mekanisme reaksi tersebut
Ca → Ca2+ + 2e-
            Cl2 + 2e- → 2Cl-
            Ca(s) + Cl2(g) → CaCl2(g)

                        Mg → Mg2+ + 2e-
            S + 2e- → S2-
Mg(s) + S(s) MgS(s)
apakah diantara kalian ingin menjelaskan mengenai mekanisme ini?”
Siswa   :”saya bu.Ca, dan Mg cenderung melepaskan elektron sedangkan Cl2 dan S lebih cenderung menangkap elektron.Ca, dan Mg mengalami oksidasi sedangkan Cl2 dan S mengalami reduksi.
Guru    :”ya benar, Kalau begitu, apa definisi reaksi oksidasi dan reduksi dari persamaan reaksi tersebut?”
Siswa   :” “Reaksi oksidasi adalah reaksi yang melepaskan elektron sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi yang menangkap elektron”
Guru    :”ya benar sekali anak-anak. Nah sekarang coba kalian perhatikan reaksi ini
                        H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
                        Ada yang masih ingat jenis ikatan apa yang terjadi pada HCl?”
Siswa   : “Ikatan kovalen, Bu (siswa serempak menjawab
Guru    : “Ya, tepat jawabannya. Lalu, ada yang masih ingat definisi dari  ikatan kovalen?”
Siswa   : “Ikatan kovalen adalah ikatan yang menggunakan pemakaian bersama pasangan elektron, elektronnya bisa berasal dari kedua atom atau berasal dari salah satu atom”
Guru    :Pada mekanisme pembentukan HCl, ada atau tidak pelepasan dan penangkapan elektron?
Siswa   : “Tidak ada, bu”
Guru    : “Kalau begitu, bagaimana kita bisa mengetahui suatu reaksi itu oksidasi atau reduksi apabila dalam suatu reaksi tidak melibatkan oksigen dan juga tidak melibatkan elektron?”
(Semua siswa diam)
Guru    : “Berarti dibutuhkan konsep yang lain yang lebih luas mengenai reaksi reduksi-oksidasi?. Konsep ini adalah kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi”
Siswa   : “Bilangan oksidasi itu apa sih, Bu?”
Guru    : “Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan sebagai muatan yang dimiliki suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang dibentuknya. Biasanya untuk menentukan bilangan oksidasi ada beberapa aturan yang harus dipatuhi, perhatikan slide berikut
           
Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:

1. Biloks atom dalam unsur adalah nol
    Contoh  Na, Fe, O2 , H2  memiliki biloks nol

2. Total biloks senyawa adalah nol
    Contoh H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol

3. Biloks ion sesuai dengan muatannya
    Contoh  Na +1 ( = +1),  O -2 ( = -2),  Fe +3  (= +3)

4. Biloks unsur golongan I A dalam senyawanya adalah + 1
    Contoh Biloks atom Na dalam NaCl adalah + 1

5. Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya adalah + 2
    Contoh: Biloks  Ca dalam CaCO3  adalah + 2

6. Biloks unsur golongan VII A dalam senyawa binernya adalah – 1
    Contoh: Biloks F dalam senyawa KF dan BaF2 adalah – 1

7. Biloks unsur oksigen dalam senyawanya adalah – 2
    Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3

8. Biloks unsur hydrogen dalam senyawanya adalah + 1
    Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4
Catatan Penting:
    Biloks H = -1 dalam senyawa hidrida misal NaH, LiH, CaH2
    Biloks O = -1 dalam senyawa peroksida misal H2O2

LKS 1
Bilangan Oksida

Tentukalah Biloks unsur yang digarisbawahi di bawah ini
1. HNO2
2. KMnO4
3. H2SO4
5. PO4 -3



Guru    :” Nah apakah ada yang mau mengerjakannya kedepan?”
Siswa   :” saya bu, HNO2 memiliki biloks +3 dan KMnO4 memiliki biloks +7.dengan cara
            HNO2                             = 0                                           KMnO4                    = 0
            +1 + N +2(-2)=0                                             +1 + Mn+ 4(-2)=0
                        -3N      = 0                                                       -7Mn     =0
               N      =+3                                                         Mn   =+7
Guru    :”ya benar, nomor selanjutnya siapa yang akan mengerjakan”

Siswa   :”Randi bu, H2SO4 memiliki biloks +6 dan PO4 -3 memiliki biloks +5
H2SO4                             =0                                PO4 -3             =-3
+2 +S +4(-2)  =0                                 P + 4(-2)          =-3
                        -6S       =0                                            P          = -3 + 8
                        S          =+6                                          P          =+5

Guru    :”Ya benar sekali…. Nah kalian sudah mengerjakan soal mengenai bilangan oksidasi, selanjutnya setelah kalian memahami konsep reaksi oksidasi dan reduksi serta bilangan oksidasi kita dapat menentukan pada suatu reaksi mana yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor.”
Siswa   :”Bu.. bukankah oksidator itu istilah untuk zat yang mengalami reduksi (biloksnya turun), sedangkan Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi  oksidasi (biloksnya naik/bertambah).
Guru    :”ya benar sekali Reni, Nah anak-anak sekarang coba kerjakan soal pada halaman 128.
1.      2Na    + 2H2O       2NaOH   + H2
2.      2KI   + Cl2     2KCl   + I2

(beberapa menit kemudian)
Guru    :”apakah kalian suah selesai mengerjakannya?”
Siswa   :”sudah Bu”
Guru    :”baiklah, coba Suci maju kedepan kerjakan no 1 dan 2
Siswa   :”Iya bu.
                        Reduktor
 

2Na    + 2H2O       2NaOH   + H2
            0                      +1                    0             0
 

                                                Oksidator
                        reduktor
 

2KI   + Cl2     2KCl   + I2
                -1        0                   -1         0


                       Oksidator

Guru    :” ya terimakasih.Benar sekali jawaban suci. Sudah jelas ya mengenai oksidator dan reduktor.pada soal no 1 Na merupakan reduktor karena biloksnya naik dari 0 ke +1 begitupun pada KI, Sedangkan H2O merupakan oksidator sebab biloks H berubah dari +1 ke 0 begitupun pada Cl2 dari 0 ke -1.
Sekarang coba kalian kerjakan soal berikut Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi dalam reaksi berikut ini,
2Al(s) + 3Pb(NO3)2(g) à 2Al(NO3)3(aq) + 3Pb(s)
Ada yang sudah bisa ?
Siswa   : “saya bu, 
2Al(s) + 3Pb(NO3)2(g) à 2Al(NO3)3(aq) + 3Pb(s)


Bilangan oksidasi Al berubah dari 0 menjadi +3 dan Pb dari +2 menjadi 0. Maka,Oksidator : Pb(NO3)2
, Reduktor  : Al, Hasil oksidasi : Al(NO3)3, Hasil reduksi   : Pb
Guru    : “baikalah karena sepertinya kalian sudah mengerti semua, kemudian kita akan melanjutkan mengenai potensial redoks atau Potensial sel volta yang mana dapat ditentukan melalui percobaan dengan menggunakan voltmeter atau potensiometer. Potensial sel volta dapat juga dihitung berdasarkan data potensial elektrode positif (katode) dan potensial elektrode negatif (anode), ada yang bisa melanjutkan penjelasannya mengenai sel volta ini ?

Siswa   : “saya bu, jadi Katode adalah elektrode yang mempunyai harga Eo lebih besar (lebih positif), sedangkan anode adalah elektrode yang mempunyai Eo lebih kecil (lebih negatif). Potensial reaksi redoks sama dengan potensial sel yang dibentuknya. Setengah reaksi reduksi menyusun katode, sedangkan setengah reaksi oksidasi menyusun anode”
Guru    : “ penjelasan yang bagus, selanjutnya coba kalian perhatikan gambar berikut
Jadi, Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga) larutan elektrolit (ZnSO4 dan CuSO4), dan jembatan garam (agar-agar yang mengandung KCl). Logam seng dan tembaga bertindak sebagai elektroda. Keduanya dihubungkan melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat berlangsungnya oksidasi disebut Anoda (elektroda negatif), sedangkan elektroda tempat berlangsungnya reduksi disebut Katoda (elektroda positif)
                                               
                                    Kemudian kalian coba kerjakan soal ini ya
reaksi redoks untuk reaksi:
Zn (s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s)
                        Jika ada yang bisa, kalian bisa maju untuk menuliskannya”
Siswa   : “saya bu, saya ingin mencoba
Zn (s) + Cu2+ (aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s)
jadi, 
Notasi sel volta dari reaksi tersebut adalah Zn | Zn2+ || Cu2+ | Cu.
Potensial selnya adalah: Eo = Eokatode – Eoanode = 0,34 – (– 0,76) volt = 1,1 volt. Jadi, potensial reaksi redoks tersebut adalah 1,10 volt.
Guru    : “setelah mengetahui beberapa metode untuk menyetarakan suatu reaksi, maka ibu akan memberikan LKS untuk kalian kerjakan.”

LEMBAR KERJA SISWA
PENYETARAAN REAKSI

Selesaikanlah dengan metoda setengah reaksi:
Cr2O72-  +  SO2     Cr3+  HSO4-         (asam)
 Al  +  NO3-    AlO2  +  NH3               (basa)
KMnO4  +  H2SO4  +  H2C2O4    K2SO4  +  MnSO4  +  CO2  +  H2O        (asam)
Selesaikanlah dengan metoda biloks:
Cr2O72-  +  C2O42-    2Cr3+ + 2CO2   (asam)
Al  +  NO3-    AlO2  +  NH3                                (basa)
K2Cr2O7  +  SnCl2  +  HCl    2CrCl3  + SnCl4  +  KCl  + H2O                               (asam)
P4    PO43-  +  PH3  (basa)
IO3-  +  I-    I2  (asam)
Disebut reaksi apakah reaksi di atas?
Mengapa disebut reaksi tersebut?
Setarakanlah reaksi tersebut.

(siswa berdiskusi mengerjakan LKS)
Setelah 30 menit
Guru    : “bagaimana anak-anak, apakah kalian sudah selesai mengerjakannya?”
Siswa   : “sudah bu.”
Guru    : “baiklah, sekarang kalian kerjakan di papan tulis secara bergantian.”
Siswa   :
1)            Cr2O72-  +  SO2     Cr3+  HSO4-         (asam)
Biloks Cr mengalami penurunan dari +6 menjadi +3
Biloks S mengalami kenaikan dari +4 menjadi +6
·                  Menggunakan metode setengah reaksi
Reduksi           :  Cr2O72-  +  14H+  +  6e-    2Cr3+  + 7H2O             
Oksidasi          :  SO2  +  2H2O   HSO4- + 3H+ + 2e- (x3)
Sehingga         :  Cr2O72-  +  3SO2   + 5H+    2Cr3+ + 3HSO4-  + H2O
·                  Menggunkan metode biloks
Cr mengalami penurunan biloks sehingga mengalami reduksi dengan selisih 3 bilolks.
S mengalami kenaikan biloks sehingga mengalami oksidasi dengan selisih 2 biloks.
Sehingga         :  Cr2O72-  +  3SO2   + 5H+    2Cr3+ + 3HSO4-  + H2O
2)                  Al  +  NO3-    AlO2  +  NH3                                (basa)
·         Menggunakan metode setengah reaksi
Oksidasi    :  Al + 4OH-    AlO2-  +  2H2O +  3e-          (dikali 8)
Reduksi     :  NO3-  +  6H2O  +  8e-‑    NH3  +  9OH-     (dikali 3)
Sehingga didapatkan persamaan reaksinya
8Al  +  3NO3-  +  8OH-  + 2 H2O     8AlO2  + 3NH3    
·         Menggunakan metode biloks
Al mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +, selisihnya 3
N mengalami penurunan biloks dari +5 mejadi -3, selisihnya 8
Sehingga bila dikali silang, Al dan AlO2 dikali keofisien 8 dan NO3-  dan NH3  dikali 3
8Al  +  3NO3-  +  8OH-  + 2 H2O     8AlO2  + 3NH3
Guru    : “ya, sudah benar mekanisme dan hasil reaksinya. Kaau begitu bagaimana dengan soal KMnO4  +  H2SO4  +  H2C2O4    K2SO4  +  MnSO4  +  CO2  +  H2O   pada suasana asam? Bagaimana reaksi setaranya?”
Siswa   : “ dengan cara yang sama, kami telah mendapatkan hasil reaksi yang setara adalah sebagai berikut
2KMnO4  +  3H2SO4  +  5H2C2O4    K2SO4  +  2MnSO4  +  10CO2  +  8H2O.”
Guru    : “ya baik, bagaimana dengan
K2Cr2O7  +  SnCl2  +  HCl    2CrCl3  + SnCl4  +  KCl  + H2O     pada suasana asam?
Siswa   : “dengan cara yang sama didapatkan hasil sebagai berikut
K2Cr2O7  +  3SnCl2  +  14HCl    2CrCl3  +  3SnCl4  +  2KCl  + 7H2O.”
Guru    : “baiklah, kalau begitu kalian sudah mengerti dan faham menyetarakan reaksi dengan metode biloks dan setengah reaksi. Sekarang bagaimana soal nomor 3?”
Siswa   : “ reaksi tersebut dinamakan reaksi autoredoks atau disproporsioasi satu unsure atau senyawa dalam reaksi tersebut dapat bertindak sebagai reduktor dan oksidator.
Pada reaksi                  P4    PO43-  +  PH3  
P4 dapat bertindak menjadi oksidator dan reduktor. P4 biloksnya naik dari 0 menjadi +5 dan P4 biloksnya turun dari 0 menjadi -3. Sehingga bila dikali silang, didapatkan reaksi yang setara adalah
         2P4  +  9OH-  +  3H2O    3PO43-  +  5PH3  
         Pada reaksi                  IO3-  +  I-    I2 
I2 dapat mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi -1, dan I2 mengalami penurunan biloks dari +5 menjadi 0. Sehingga bila dikali silang, didapatkan reaksi yang setara adalah
         IO3-  + 5 I-  +  6H+    3I2 + 3H2O.”
Guru    : “ya baiklah, sekarang kita akan melakukan percobaan mengenai reaksi redoks untuk lebih memahami tentang reaksi redoks.adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Gelas kimia 250 ml, Logam seng, Logam tembaga, Larutan CuSO4 1 M dan Larutan AgNO3 1 M.
            Untuk mengetahui cara kerja dari percobaan ini, kalian harus menyusun secara sistematis langkah-langkah berikut

Amati perubahan yang terjadi.
Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4.
Siapkan alat dan bahan.
Masukkan larutan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml
Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam tembaga dan mengganti larutan CuSO4 1 M dengan larutan AgNO3 1 M.
Siapkan sepotong logam seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih.
Siswa: “ kami telah mendiskusikan langkah kerja yang akan kami lakukan untuk percobaan ini bu.”
Guru    : “ya, bagaimana?”
Siswa   : “ beikut langkah kerjanya:
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan larutan CuSO
4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml.
3. Siapkan sepotong logam seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih. Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO
4.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam tembaga dan mengganti larutan CuSO
4 1 M dengan larutan AgNO3 1 M.
Guru    : “baiklah, sekarang kalian lakukan percobaan ini dengan langkah kerja yang sudah kalian tentukan, dengan bahan-bahan yang sudah ibu siapkan di meja kalian masing-masing”
(praktikum berlangsung)
Guru    : “bagaimana anak anak? Apakah sudah didapatkan hasilnya?”
Siswa   : “ya sudah bu, didapatkan hasil pengamatanya seperti berikut


Gambar 1. Pada permulaan percobaan logam seng berwarna perak dan larutan CuSO4 berwarna biru tua (1), setelah beberapa waktu logam seng mulai terlapisi oleh lapisan berwarna hitam (2), pada akhir percobaan semua logam seng rontok dan warna larutan CuSO4 memudar (3).



Gambar 2. Pada permulaan percobaan logam tembaga berwarna kemerahan dan larutan AgNO3 tidak berwarna, setelah beberapa waktu terbentuk lapisan berwarna keabu-abuan pada logam tembaga dan warna larutan menjadi biru muda, pada akhir percobaan lapisan yang menutupi logam tembaga semakin banyak dan warna larutan menjadi semakin biru.


Guru    : “baik, hasil pengamatan yang baik, kemudian ada hasil pengamatan yang lain?”

Siswa   : “kelompok kami mendapatkan hasil percobaan :
1. Seng yang berada di dalam larutan CuSO
4 terlapisi lapisan berwarna kehitam-hitaman dan menjadi rapuh (rontok).
2. Terbentuk lapisan berwarna keabua-abuan pada logam tembaga yang dimasukan dalam larutan AgNO3, warna larutan menjadi biru tua.”
Guru    : “yaa. Pengamatan yang baik sekali, sehingga dari hasil pengamatan yang telah di presentasikan oleh teman-teman kalian, maka dapat diperoleh kesimpulan? Silahkan kelompok 3?”
Siswa   : “menurut kelompok kami kesimpulan dari percobaan ini adalah Seng pada larutan CuSO4 terlapisi lapisan berwarna kehitam-hitaman dan menjadi rapuh (rontok) , hal ini membuktikan adanya reaksi redoks.”

Guru    : “apakah ada kesimpulan lain?”

Siswa   : “Tembaga dan larutan  AgNO3 mengalami reaksi redoks. Hal ini dibuktikan dengan terbentuknya lapisan keabua-abuan pada logam tembaga. “

Guru    : “baiklah, didapatkan kesimpulan yang telah teman kalian simpulkan. Apakah kalian setuju dengan kesimpulan tersebut?”
Siswa   : “setujuuu bu”
Guru    : “baiklah, kalau begitu  ibu cukupkan praktikum ini. Silahkan rapihkan dan bersihkan alat-alat yang telah kalian gunakan.”

Kegiatan Penutup
Guru    :’baiklah anak-anak, barusan saja kita mempelajari mengenai reaksi redoks, contohnya saja di awal pembelajaran fakta bahwa besi bisa berkarat karena  adanya reaksi antar logam dengan udara, kita harus mensyukuri betapa tak terhitungnya manfaat yang ada di alam semesta ini, bahwa yang diciptakannya di bumi ini saling berkaitan. Begitupun pada perkaratan besi tadi, hanya hal seperti itu bisa dipelajari oleh manusia. Tuhan menciptakan manusia dengan begitu sempurna. pelajaran kita cukup sampai disini, kita lanjutkan dipertemuan selanjutnya”
Siswa   :”baik buu…..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar