TELAAH KURIKULUM
KOMPETENSI
DASAR :
1.1
Mengagumi keteraturan
dan kompleksitas Ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam
ekosisitem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1
Menunjukan perilaku ilmiah ( memiliki rasa ingin tahu; objektif ; jujur;
teliti; cermat; tekun;
hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif; dan peduli
lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
3.9
Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam
molekul atau ion
4.9
Merancang, melakukan dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan reaksi oksidasi-reduksi.
MATERI : Reaksi Oksidasi-Reduksi
PRODUK :
1.
Pengertian reaksi reduksi
2.
Pengertian reaksi oksidasi
3.
Bilangan oksidasi
4. potensial reaksi
redoks
5. penyetaraan reaksi
redoks dengan metode biloks
6. penyetaraan reaksi
redoks dengan metode serah terima (setengah reaksi)
7. Reaksi disporposiansi
PROSES :
1.
Mendeskripsikan
pengertian reaksi reduksi dan reaksi oksidasi
2.
Mengidentifikasi konsep reaksi
reduksi-oksidasi berdasarkan penggabungan dan penglepasan oksigen
3.
Mendeskripsikan
pengertian bilangan oksidasi
4.
Menjelaskan aturan
bilangan oksidasi
5.
Mendeskripsikan
mengenai oksidator dan reduktor
6.
Menentukan unsur yang
bertindak sebagai oksidator dan reduktor
7.
Menjelaskan mengenai
potensial redoks
8.
Menalar konsep reaksi
reduksi-oksidasi berdasarkan serah terima elektron(setengah reaksi)
9.
Menalar konsep reaksi
reduksi-oksidasi berdasarkan pertambahan dan penurunan bilangan oksidasi(metode
biloks)
10.
Mendeskripsikan reaksi
disporpionasi
11.
Mengerjakan LKS untuk
menyelesaikan soal penyetaraan reaksi menggunakan metode biloks, metode
setengah reaksi dan reaksi disporpionasi
12.
Mengamati secara teliti percobaan reaksi redoks
13.
Mempresentasikan hasil pengamatan berdasarkan percobaan
14.
Menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan hasil percobaan
INDIKATOR
1.1.1
Mengagungkan kebesaran
Tuhan YME
1.1.2
Mengamati Reaksi
Redoks sebagai hasil penciptaan Tuhan Yanga Maha Esa
2.1.1 Memiliki rasa
ingin tahu mengenai reaksi
redoks
2.1.2 Teliti
dalam mengolah dan menganalisis data (melakukan percobaan Uji Reaksi Redoks pada beberapa logam dalam larutan)
3.9.1 Mengidentifikasi
reaksi redoks
3.9.2 Menganalisis
reaksi redoks pada suatu senyawa
3.9.3 Menjelaskan
bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion
3.9.4
Mendeskripsikan potensial redoks dan
reaksi disporpionasi
4.9.1
Mengamati secara teliti percobaan uji reaksi redoks pada beberapa logam dalam larutan
4.9.2
Mempresentasikan hasil pengamatan berdasarkan percobaan
4.9.3
Menyimpulkan hasil pengamatan berdasarkan hasil percobaan
SKENARIO PEMBELAJARAN
Guru :”Assalamua’alaikum wr.wb”
Murid :”waalaikumsalam wr.wb”
Guru :”selamat pagi anak-anak”
Siswa :
“selamat pagi buuu”
Guru :
“apakah hari ini hadir semua?”
Siswa : “iya bu, hadir semua”. Baiklah pada
pertemuan kali ini kita akan membahas mengenai reaksi redoks. Coba
perhatikan apa yang ibu
pegang? (Guru menunjukkan
sebuah paku yang berkarat)”
(Semua
siswa diam, hanya memperhatikan paku berkarat yang dibawa oleh Guru)
Kegiatan Pembelajaran
Guru :
“Apakah kalian tahu?, bahwa peristiwa perkaratan besi adalah salah satu contoh
peristiwa redoks. Peristiwa perkaratan besi adalah peristiwa reaksi antara
logam besi dengan udara. Ada yang bisa menuliskan persamaan reaksinya?
(Semua
siswa hanya diam)
Guru :
“Baiklah kalau begitu, kalau tidak ada yang tahu coba perhatikan reaksi yang ibu tuliskan mengenai
perkaratan besi!
4Fe(s) + 3O2(g) →
2Fe2O3(s)
Siswa :
“Ooo… Jadi yang terjadi pada besi ketika berkarat adalah besi bereaksi dengan
oksigen ya, Bu?”
Guru :
“Ya, tepat sekali. Namun, prosesnya tidak sesederhana itu. Nanti kalian akan
tahu bagaimana prosesnya setelah mempelajari bab ini. Dirumah kalian ada yang
masih menggunakan kayu bakar untuk memasak?”
Siswa : “Masih, Bu”
Guru :
“Apakah kalian pernah membandingkan asap yang dihasilkan ketika memasak dengan
menggunakan kayu bakar dan dengan menggunakan kompor gas?”
Siswa : “Ya, Bu”
Guru : “Bagaimana perbandingan asap yang
dihasilkan?”
Siswa :
“Berbeda jauh, Bu. Berbeda dengan memasak menggunakan kayu bakar, ketika
memasak menggunakan kompor gas, asapnya sulit diamati (tidak kelihatan ada
asap)”
Guru :”Nah ada yang tahu apa alsannya mengapa
kompor tidak terlihat asapnya???”
Siswa :”saya Bu,Memasak
menggunakan kompor gas tidak kelihatan ada asap, namun sebenarnya menghasilkan
asap yang sedikit. Hal ini merupakan pembakaran sempurna yang menghasilkan gas
CO2. Reaksinya adalah C(s) + O2 (g)
→ CO2(g).
Guru :”bagaimana memasak dengan kayu bakar, ada yang
tahu???”
Siswa :”Rendi Bu ingin menjelaskan, jika memasak
menggunakan kayu bakar menghasilkan asap yang banyak. Hal ini merupakan
pembakaran tidak sempurna yang menghasilkan karbon monoksida. Reaksinya adalah 2C(s)
+ O2 (g) → 2CO(g)
Guru :”
ya benar sekali apa yang sudah dijelaskan oleh teman-teman kalian.Penangkapan
oksigen oleh karbon pada reaksi di atas menjadi gas CO adalah salah satu contoh
peristiwa oksidasi dan sebaliknya reaksi 2CO(g) → 2C(s) +
O2(g) adalah salah satu contoh reaksi reduksi. Nah, berikut ada lagi
contoh reaksi oksidasi yaitu reaksi
antara logam Na dengan oksigen:
4Na(s) + O2(g) →
2Na2O(s)
Na(s) + O2(g) →
NaO2(s)
Na(s) + O2(g) →
Na2O2(s)
Berdasarkan contoh-contoh
reaksi yang sudah ibu
berikan, apa yang dapat kalian simpulkan mengenai reaksi reduksi dan reaksi
oksidasi?”
Siswa :” Reaksi
oksidasi adalah reaksi penangkapan oksigen sedangkan reaksi reduksi adalah
reaksi pelepasan oksigen”
Guru :”ya benar sekali nak jawabanmu. Sekarang
mari kita lihat reaksi berikut
Ca(s)
+ Cl2(g) → CaCl2(g)
Mg(s) + S(s) → MgS(s)
Apakah ada yang berbeda dari
reaksi sebelumnya?”
Siswa :”iya Bu. Pada
reaksi diatas tidak ada oksigennya”.
Guru :”Nah berarti harus ada perluasan konsep
dari reaksi oksidasi dan reduksi. Sekarang perhatikan mekanisme reaksi tersebut
Ca → Ca2+ +
2e-
Cl2
+ 2e- → 2Cl-
Ca(s)
+ Cl2(g) → CaCl2(g)
Mg
→ Mg2+ + 2e-
S
+ 2e- → S2-
Mg(s)
+ S(s) → MgS(s)
apakah diantara kalian ingin menjelaskan mengenai
mekanisme ini?”
Siswa :”saya bu.Ca,
dan Mg cenderung melepaskan elektron sedangkan Cl2 dan S lebih
cenderung menangkap elektron.Ca, dan Mg mengalami oksidasi sedangkan Cl2
dan S mengalami reduksi.
Guru :”ya benar, Kalau
begitu, apa definisi reaksi oksidasi dan reduksi dari persamaan reaksi tersebut?”
Siswa :” “Reaksi
oksidasi adalah reaksi yang melepaskan elektron sedangkan reaksi reduksi adalah
reaksi yang menangkap elektron”
Guru :”ya benar sekali anak-anak. Nah sekarang
coba kalian perhatikan reaksi ini
H2(g)
+ Cl2(g) → 2HCl(g)
Ada
yang masih ingat jenis ikatan apa yang terjadi pada HCl?”
Siswa : “Ikatan kovalen, Bu (siswa serempak menjawab”
Guru :
“Ya, tepat jawabannya.
Lalu, ada yang masih ingat definisi dari ikatan kovalen?”
Siswa :
“Ikatan kovalen adalah ikatan
yang menggunakan pemakaian bersama pasangan elektron, elektronnya bisa berasal
dari kedua atom atau berasal dari salah satu atom”
Guru :”Pada mekanisme
pembentukan HCl, ada atau tidak pelepasan dan penangkapan elektron?
Siswa : “Tidak ada, bu”
Guru :
“Kalau begitu, bagaimana kita bisa mengetahui suatu reaksi itu oksidasi atau
reduksi apabila dalam suatu reaksi tidak melibatkan oksigen dan juga tidak
melibatkan elektron?”
(Semua
siswa diam)
Guru :
“Berarti dibutuhkan konsep yang lain yang lebih luas mengenai reaksi
reduksi-oksidasi?. Konsep ini adalah kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi”
Siswa : “Bilangan oksidasi itu apa sih, Bu?”
Guru :
“Bilangan oksidasi ( biloks) disebut juga
tingkat oksidasi. Bilangan oksidasi diartikan sebagai muatan yang dimiliki
suatu atom dalam keadaan bebas atau dalam senyawa yang dibentuknya. Biasanya untuk menentukan
bilangan oksidasi ada beberapa aturan yang harus dipatuhi, perhatikan slide
berikut
Bilangan oksidasi suatu unsur dapat ditentukan dengan aturan berikut:
|
1. Biloks atom dalam unsur adalah nol
Contoh Na, Fe, O2 , H2 memiliki biloks nol
|
2. Total biloks senyawa adalah nol
Contoh H2O, NaOH, CH3COOH, KNO3 total biloksnya adalah nol
|
3. Biloks ion sesuai dengan muatannya
Contoh Na +1 ( = +1), O -2 ( = -2), Fe +3 (= +3)
|
4. Biloks unsur golongan I A dalam
senyawanya adalah + 1
Contoh Biloks atom Na
dalam NaCl adalah + 1
|
5. Biloks unsur golongan II A dalam senyawanya
adalah + 2
Contoh: Biloks Ca dalam
CaCO3 adalah + 2
|
6. Biloks unsur golongan VII A dalam
senyawa binernya adalah – 1
Contoh: Biloks F
dalam senyawa KF dan BaF2 adalah – 1
|
7. Biloks unsur oksigen dalam senyawanya adalah – 2
Contoh dalam H2O, Na2O, Al2O3
|
8. Biloks unsur hydrogen dalam
senyawanya adalah + 1
Contoh dalam H2O, HCl, H2SO4
|
Catatan
Penting:
Biloks H = -1 dalam senyawa hidrida misal NaH, LiH, CaH2
Biloks O = -1 dalam senyawa peroksida misal H2O2
LKS 1
Bilangan Oksida
Tentukalah Biloks unsur yang digarisbawahi di bawah ini
1. HNO2
2. KMnO4
3. H2SO4
5. PO4 -3
|
Guru :” Nah
apakah ada yang mau mengerjakannya kedepan?”
Siswa :” saya bu, HNO2 memiliki biloks +3
dan KMnO4 memiliki biloks
+7.dengan cara
HNO2 =
0 KMnO4 = 0
+1 +
N +2(-2)=0 +1
+ Mn+ 4(-2)=0
-3N = 0 -7Mn =0
N =+3 Mn =+7
Guru :”ya benar, nomor selanjutnya siapa yang
akan mengerjakan”
Siswa :”Randi bu, H2SO4 memiliki biloks +6
dan PO4 -3 memiliki biloks +5
H2SO4 =0 PO4 -3 =-3
+2 +S +4(-2) =0 P
+ 4(-2) =-3
-6S =0 P = -3 + 8
S =+6 P =+5
Guru :”Ya benar sekali…. Nah kalian sudah
mengerjakan soal mengenai bilangan oksidasi, selanjutnya setelah kalian
memahami konsep reaksi oksidasi dan reduksi serta bilangan oksidasi kita dapat
menentukan pada suatu reaksi mana yang bertindak sebagai oksidator dan
reduktor.”
Siswa :”Bu.. bukankah oksidator
itu istilah untuk zat yang mengalami reduksi
(biloksnya turun), sedangkan Reduktor adalah zat yang mengalami reaksi
oksidasi (biloksnya naik/bertambah).
Guru :”ya benar sekali Reni, Nah anak-anak
sekarang coba kerjakan soal pada halaman 128.
1. 2Na + 2H2O
→ 2NaOH + H2
2. 2KI + Cl2 → 2KCl
+ I2
(beberapa menit kemudian)
Guru :”apakah kalian suah selesai
mengerjakannya?”
Siswa :”sudah Bu”
Guru :”baiklah, coba Suci maju
kedepan kerjakan no 1 dan 2
Siswa :”Iya bu.
Reduktor
2Na
+ 2H2O → 2NaOH
+ H2
0 +1 0
0
Oksidator
reduktor
2KI
+ Cl2 → 2KCl
+ I2
-1 0 -1 0
Oksidator
Guru :” ya terimakasih.Benar sekali jawaban suci.
Sudah jelas ya mengenai oksidator dan reduktor.pada soal no 1 Na merupakan
reduktor karena biloksnya naik dari 0 ke +1 begitupun pada KI, Sedangkan H2O merupakan oksidator sebab biloks H berubah dari +1 ke 0 begitupun pada Cl2
dari 0 ke -1.
Sekarang coba kalian kerjakan soal berikut Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi dan hasil oksidasi dalam reaksi
berikut ini,
2Al(s) + 3Pb(NO3)2(g) à 2Al(NO3)3(aq)
+ 3Pb(s)
Ada yang sudah bisa ?
Siswa : “saya bu,
2Al(s) + 3Pb(NO3)2(g) à 2Al(NO3)3(aq)
+ 3Pb(s)
Bilangan oksidasi Al berubah dari 0 menjadi +3 dan Pb dari +2 menjadi 0. Maka,Oksidator : Pb(NO3)2, Reduktor : Al, Hasil oksidasi : Al(NO3)3, Hasil reduksi : Pb
Bilangan oksidasi Al berubah dari 0 menjadi +3 dan Pb dari +2 menjadi 0. Maka,Oksidator : Pb(NO3)2, Reduktor : Al, Hasil oksidasi : Al(NO3)3, Hasil reduksi : Pb
Guru : “baikalah karena
sepertinya kalian sudah mengerti semua, kemudian kita akan melanjutkan mengenai
potensial redoks atau Potensial sel volta yang mana dapat ditentukan melalui
percobaan dengan menggunakan voltmeter
atau potensiometer. Potensial
sel volta dapat juga dihitung berdasarkan data potensial elektrode positif
(katode) dan potensial elektrode negatif (anode), ada yang bisa melanjutkan
penjelasannya mengenai sel volta ini ?”
Siswa : “saya bu, jadi
Katode adalah elektrode yang mempunyai harga Eo lebih besar (lebih
positif), sedangkan anode adalah elektrode yang mempunyai Eo lebih
kecil (lebih negatif). Potensial reaksi redoks sama dengan potensial sel yang
dibentuknya. Setengah reaksi reduksi menyusun katode, sedangkan setengah reaksi
oksidasi menyusun anode”
Guru : “ penjelasan yang
bagus, selanjutnya coba kalian perhatikan gambar berikut
Jadi, Sel Volta terdiri atas elektroda (logam seng dan tembaga)
larutan elektrolit (ZnSO4 dan CuSO4), dan jembatan garam (agar-agar yang
mengandung KCl). Logam seng dan tembaga bertindak sebagai elektroda. Keduanya
dihubungkan melalui sebuah voltmeter. Elektroda tempat berlangsungnya oksidasi
disebut Anoda (elektroda negatif), sedangkan elektroda tempat berlangsungnya
reduksi disebut Katoda (elektroda positif)
Kemudian kalian coba kerjakan soal ini ya
reaksi redoks
untuk reaksi:
Zn (s) + Cu2+
(aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s)
Jika ada yang bisa, kalian bisa maju untuk menuliskannya”
Siswa : “saya bu, saya ingin mencoba
Zn (s) + Cu2+
(aq) → Zn2+ (aq) + Cu (s)
jadi,
Notasi sel volta dari reaksi tersebut adalah Zn | Zn2+ || Cu2+
| Cu.
Potensial selnya adalah: Eo = Eokatode – Eoanode
= 0,34 – (– 0,76) volt = 1,1 volt. Jadi, potensial reaksi redoks tersebut adalah 1,10 volt.
Guru :
“setelah mengetahui beberapa metode untuk menyetarakan suatu reaksi, maka ibu
akan memberikan LKS untuk kalian kerjakan.”
LEMBAR KERJA SISWA
PENYETARAAN REAKSI
Selesaikanlah dengan metoda setengah
reaksi:
Cr2O72-
+ SO2 →
Cr3+ HSO4- (asam)
Al
+ NO3- → AlO2 + NH3 (basa)
KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 → K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O (asam)
Selesaikanlah
dengan metoda biloks:
Cr2O72- + C2O42- → 2Cr3+
+ 2CO2 (asam)
Al
+ NO3- → AlO2 + NH3 (basa)
K2Cr2O7 + SnCl2 +
HCl → 2CrCl3 + SnCl4 +
KCl + H2O (asam)
P4
→ PO43- + PH3
(basa)
IO3- + I- → I2 (asam)
Disebut reaksi apakah reaksi di atas?
Mengapa disebut reaksi tersebut?
Setarakanlah reaksi tersebut.
(siswa berdiskusi mengerjakan LKS)
Setelah 30 menit
Guru :
“bagaimana anak-anak, apakah kalian sudah selesai mengerjakannya?”
Siswa :
“sudah bu.”
Guru :
“baiklah, sekarang kalian kerjakan di papan tulis secara bergantian.”
Siswa :
1)
Cr2O72-
+ SO2 →
Cr3+ HSO4- (asam)
Biloks Cr mengalami penurunan dari +6 menjadi
+3
Biloks S mengalami kenaikan dari +4 menjadi +6
·
Menggunakan metode setengah reaksi
Reduksi : Cr2O72- + 14H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7H2O
Oksidasi : SO2 + 2H2O
→ HSO4- + 3H+
+ 2e- (x3)
Sehingga : Cr2O72- + 3SO2 + 5H+ → 2Cr3+ + 3HSO4- + H2O
·
Menggunkan metode biloks
Cr mengalami penurunan biloks sehingga
mengalami reduksi dengan selisih 3 bilolks.
S mengalami kenaikan biloks sehingga
mengalami oksidasi dengan selisih 2 biloks.
Sehingga : Cr2O72- + 3SO2 + 5H+ → 2Cr3+ + 3HSO4- + H2O
2)
Al
+ NO3- → AlO2 + NH3 (basa)
·
Menggunakan metode setengah reaksi
Oksidasi : Al
+ 4OH- → AlO2- + 2H2O
+ 3e- (dikali 8)
Reduksi : NO3- + 6H2O + 8e-‑ → NH3
+
9OH- (dikali 3)
Sehingga
didapatkan persamaan reaksinya
8Al + 3NO3- + 8OH- + 2 H2O → 8AlO2 + 3NH3
·
Menggunakan metode biloks
Al mengalami kenaikan biloks dari 0 menjadi +,
selisihnya 3
N mengalami penurunan biloks dari +5 mejadi -3,
selisihnya 8
Sehingga bila dikali silang, Al dan AlO2
dikali keofisien 8 dan NO3- dan NH3
dikali 3
8Al + 3NO3- + 8OH- + 2 H2O → 8AlO2 + 3NH3
Guru : “ya, sudah benar mekanisme dan hasil
reaksinya. Kaau begitu bagaimana dengan soal KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 → K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O pada suasana asam? Bagaimana reaksi
setaranya?”
Siswa : “ dengan cara yang sama, kami telah
mendapatkan hasil reaksi yang setara adalah sebagai berikut
2KMnO4 + 3H2SO4 + 5H2C2O4 → K2SO4 + 2MnSO4 + 10CO2 + 8H2O.”
Guru :
“ya baik, bagaimana dengan
K2Cr2O7 + SnCl2 +
HCl → 2CrCl3 + SnCl4 +
KCl + H2O pada suasana asam?
Siswa :
“dengan cara yang sama didapatkan hasil sebagai berikut
K2Cr2O7 + 3SnCl2 + 14HCl →
2CrCl3 + 3SnCl4 + 2KCl + 7H2O.”
Guru : “baiklah, kalau begitu kalian sudah
mengerti dan faham menyetarakan reaksi dengan metode biloks dan setengah
reaksi. Sekarang bagaimana soal nomor 3?”
Siswa : “ reaksi tersebut dinamakan reaksi
autoredoks atau disproporsioasi satu unsure atau senyawa dalam reaksi tersebut
dapat bertindak sebagai reduktor dan oksidator.
Pada
reaksi P4 → PO43- + PH3
P4
dapat bertindak menjadi oksidator dan reduktor. P4 biloksnya naik
dari 0 menjadi +5 dan P4 biloksnya turun dari 0 menjadi -3. Sehingga
bila dikali silang, didapatkan reaksi yang setara adalah
2P4 + 9OH- + 3H2O → 3PO43-
+
5PH3
Pada reaksi IO3- + I- → I2
I2 dapat mengalami kenaikan biloks
dari 0 menjadi -1, dan I2 mengalami penurunan biloks dari +5 menjadi
0. Sehingga bila dikali silang, didapatkan reaksi yang setara adalah
IO3- + 5 I- + 6H+
→
3I2 + 3H2O.”
Guru : “ya baiklah, sekarang kita akan melakukan
percobaan mengenai reaksi redoks untuk lebih memahami tentang reaksi
redoks.adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Gelas
kimia 250 ml, Logam seng, Logam tembaga, Larutan CuSO4 1 M dan Larutan AgNO3 1 M.
Untuk mengetahui cara kerja dari
percobaan ini, kalian harus menyusun secara sistematis langkah-langkah berikut
Amati perubahan yang terjadi.
Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4.
Siapkan alat dan bahan.
Masukkan larutan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml
Lakukan kembali
percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam tembaga dan mengganti
larutan CuSO4 1 M dengan larutan
AgNO3 1 M.
Siapkan sepotong logam
seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih.
Siswa: “ kami telah mendiskusikan langkah kerja yang akan kami lakukan
untuk percobaan ini bu.”
Guru : “ya, bagaimana?”
Siswa : “ beikut langkah kerjanya:
1. Siapkan alat dan
bahan.
2. Masukkan larutan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml.
3. Siapkan sepotong logam seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih. Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam tembaga dan mengganti larutan CuSO4 1 M dengan larutan AgNO3 1 M.
2. Masukkan larutan CuSO4 sebanyak 100 ml ke dalam gelas kimia 250 ml.
3. Siapkan sepotong logam seng berukuran ± 4×2 cm yang telah diamplas bersih. Kemudian masukkan ke dalam larutan CuSO4.
4. Amati perubahan yang terjadi.
5. Lakukan kembali percobaan seperti di atas dengan menggunakan logam tembaga dan mengganti larutan CuSO4 1 M dengan larutan AgNO3 1 M.
Guru : “baiklah, sekarang kalian
lakukan percobaan ini dengan langkah kerja yang sudah kalian tentukan, dengan
bahan-bahan yang sudah ibu siapkan di meja kalian masing-masing”
(praktikum berlangsung)
Guru : “bagaimana anak anak? Apakah sudah
didapatkan hasilnya?”
Siswa : “ya sudah bu, didapatkan hasil pengamatanya
seperti berikut
|
Gambar 1.
Pada permulaan percobaan logam seng berwarna perak dan larutan CuSO4 berwarna
biru tua (1), setelah beberapa waktu logam seng mulai terlapisi oleh lapisan
berwarna hitam (2), pada akhir percobaan semua logam seng rontok dan warna
larutan CuSO4 memudar (3).
|
|
Gambar 2.
Pada permulaan percobaan logam tembaga berwarna kemerahan dan larutan AgNO3 tidak
berwarna, setelah beberapa waktu terbentuk lapisan berwarna keabu-abuan pada
logam tembaga dan warna larutan menjadi biru muda, pada akhir percobaan
lapisan yang menutupi logam tembaga semakin banyak dan warna larutan menjadi
semakin biru.
|
Guru : “baik,
hasil pengamatan yang baik, kemudian ada hasil pengamatan yang lain?”
Siswa :
“kelompok kami mendapatkan hasil percobaan :
1. Seng yang berada di dalam larutan CuSO4 terlapisi lapisan berwarna kehitam-hitaman dan menjadi rapuh (rontok).
1. Seng yang berada di dalam larutan CuSO4 terlapisi lapisan berwarna kehitam-hitaman dan menjadi rapuh (rontok).
2. Terbentuk lapisan
berwarna keabua-abuan pada logam tembaga yang dimasukan dalam larutan AgNO3, warna larutan menjadi biru tua.”
Guru : “yaa. Pengamatan yang
baik sekali, sehingga dari hasil pengamatan yang telah di presentasikan oleh
teman-teman kalian, maka dapat diperoleh kesimpulan? Silahkan kelompok 3?”
Siswa :
“menurut kelompok kami kesimpulan dari percobaan ini adalah Seng pada larutan
CuSO4 terlapisi lapisan berwarna
kehitam-hitaman dan menjadi rapuh (rontok) , hal ini membuktikan adanya
reaksi redoks.”
Guru : “apakah ada kesimpulan lain?”
Siswa :
“Tembaga dan larutan AgNO3 mengalami reaksi redoks. Hal ini dibuktikan
dengan terbentuknya lapisan keabua-abuan pada logam tembaga. “
Guru :
“baiklah, didapatkan kesimpulan yang telah teman kalian simpulkan. Apakah
kalian setuju dengan kesimpulan tersebut?”
Siswa :
“setujuuu bu”
Guru :
“baiklah, kalau begitu ibu cukupkan
praktikum ini. Silahkan rapihkan dan bersihkan alat-alat yang telah kalian
gunakan.”
Kegiatan Penutup
Guru :’baiklah
anak-anak, barusan saja kita mempelajari mengenai reaksi redoks, contohnya saja
di awal pembelajaran fakta bahwa besi bisa berkarat karena adanya reaksi antar logam dengan udara, kita
harus mensyukuri betapa tak terhitungnya manfaat yang ada di alam semesta ini,
bahwa yang diciptakannya di bumi ini saling berkaitan. Begitupun pada
perkaratan besi tadi, hanya hal seperti itu bisa dipelajari oleh manusia. Tuhan
menciptakan manusia dengan begitu sempurna. pelajaran kita cukup sampai disini,
kita lanjutkan dipertemuan selanjutnya”
Siswa :”baik
buu…..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar